Rindu Guru dan Sahabat
By : Hikmawati Khoirunisa
“Tet..tet...
tet..”suara bel masuk terdengar. Semua siswa siswi SMA Bhakti memasuki kelas
masing-masing, tak terkecuali Rofi seorang siswa kelas XI IPA I.
Ya.. saat ini jam pertama mata pelajaran olahraga dikelas XI IPA
I yang sangat digemari siswa kelas XI IPA I. Bagaimana tidak, seorang guru
tampan, muda, cerdas, baik hati pula. Apa lagi kelas XI IPA I mayoritas dihuni
oleh cewe-cewe unik yang cerewet, dan hanya ada seoramg cowo disana yaitu Rofi
Pranata.
“Assalamu’alaikum wr.
wb.”terdengar salam dari guru tampan yang bernama Pak Nata. “Wa’alaikum salam
wr. wb. Pak Nata...”jawab penghuni kelas serentak dengan ramah. “Baiklah, hari
ini materinya bola voly, saya tunggu kalian di lapangan 10 menit lagi. Jangan
ada yang terlambat”kata Pak Nata.
“Yaaahh.... si bapak nii ??? 15 menit laah pak ??? kita kan cewe-cewe gantinya
lama pak..” jawab Fela, seorang siswi yang terkenal lucu dan cari perhatian
dengan tingkahnya yang konyol. “Eh, itu kan Rofi cowo bukan cewe?” jawab Pak
Nata dengan ramahnya. “ Ya kan belum selesai pak, tadi mau d tambah kecuali
Rofi..hehehehehe” jawab Fela ngeles.
“Aah ngeles ja kamu Fel??” sahut Nera (sahabat karib Fela). “Sudah pada intinya
saya tunggu 5 menit.”jawab Pak Nata
tegas. “Eeh pak, tadi katanya 10 menit?? Kok malah jadi 5 menit si pak??”jawab
Rofi heran. “Eh maaf maksud saya 10 menit..hehehehe”sahut pak Nata dengan wajah
memerah.
Waktu sangat cepat berlalu, detik demi detik mereka lalui dengan
gembira. Semua dilakukan dengan keunikan masing-masing dari setiap siswi dan
guru. “Tet...tet...” terdengar suara bel berbunyi, mengisyaratkan bahwa semua
pelajaran telah usai.
“Nen, aku duluan yaa..??”sapa Tisya pada Nensi yang sedang sibuk
mengemas peralatan sekolahnya. “Okey.. hati-hati dijalan “ jawab Nensi.”Ayo..
cepatlah Nen, kita pulang. Aku mulai lapar nii..??”ajak Tina dengan wajah
memelas. “Iya sebentar..”sahut Nensi sambil mengambil buku yang masih
tergeletak dimejanya.”Eh, iya Tera mana??”tanya Nensi. “Itu, Tera lagi ketemu
sama Bu Ninna, biasa bayar SPP”jawab Tina. “Oh.. ya udah kita tunggu di gerbang
aja yuk??”ajak Nensi sambil berjalan menggandeng sahabatnya itu.
Mereka berdua (Nensi dan Tina), berjalan melewati depan ruang
guru, yang didepannya terlihat Bu Aryani dan Pak Nata sedang serius
berbincang.”Permisi, pak, bu,?”sapa Nensi dan Tina dengan senyuman paling
manis. “Oh iya, hati-hati nduk pulangnya” jawab pak Nata. “Iya pak insya
Allah..duluan bu, pak..”jawab Nensi dan Tina serempak.
Tak sengaja mereka berdua mendengar perbincangan bu Aryani
dengan pak Nata, pak Nata memang seorang
guru yang akrab dengan siswa siswinya. Tak terkecuali dengan siswi-siswi kelas
XI IPA I. Mereka sangat akrab dengan pak Nata, tak seperti dengan guru-guru
lain mereka seperti seorang sahabat. Nensi dan Tina mendengar kabar yang tidak
menyenangkan tentang pak Nata. “Hei.. maaf ya lama..”tegur Tera mengagetkan.
“Iya tak apa.”jawab Tina. “Eh kamu kenapa Nen?? Kok murung gitu??”tanya Tera.
“Ga kok, aku ga kenapa-kenapa.”jawab Nensi. “Nen, cerita donk sama kita ada
apaan sih?”tanya Tera penasaran.”Okey dech, begini.. kalian tadi dengar ga
kalau pak Nata mau brhenti ngajar di SMA Bhakti???”jawab Nensi mulai bercerita
sambil berjalan.”Emm.. aku dengar kok Nen,”jawab keduanya serentak.
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, dan sampailah ketiganya
dirumah Tera. Saat itu mengakhiri perbincangan mereka pada hari ini dan mereka
kembali kerumah mereka masing-masing.
(Keesokan harinya disekolah.....)
Tidak seperti biasanya, keadaan kelas yang penuh keceriaan, kini
berubah menjadi kelas yang biasa-biasa saja. Diam,sunyi.. mereka merasa butuh
penjelasan tentang adanya kebenaran masalah ini. Hingga pada suatu hari pak
Nata merasa aneh dengan siswa siswinya yang mulai berubah drastis.
Pada hari Kamis ditengah-tengah pelajaran olahraga, pada
pertengahan pelajaran teori dikelas. Pada saat itu Nensi memberanikan dirinya
untuk bertanya megenai permasalahan yang ia dan teman-temannya rasakan, yang
membuat mereka gundah.
“Pak?? Boleh tanya sesuatu???”tanya Nensi pada gurunya itu. “Iya
Nensi ada apa?”jawab pak Nata.”Pak, memangnya berita tentang pak Nata mau
berhenti mengajar disini benar pak??”Nensi mulai bertanya dengan mata yang
sudah berkaca-kaca.
“Oh itu mbak, maaf sebelumnya. Jujur sebenarnya saya berat buat
meninggalkan kalian. Tapi saya juga harus memberikan keputusan kepada diri saya
sendiri dan ibu saya. Saya harus maju dengan semua resiko yang akan terjadi atau
saya akan berhenti dan mengorbankan cita-cita saya.”jawab pak Nata.
”Memang bapak ga kasian sama kita?? Ga ada yang bisa ngerti kita
pak... bapak kan tau sendiri wali kelas kita sendiri aja ga peduli sama kita??
Cuma bapak yang bisa ngerti perasaan kita walaupun bapak bukan wali keas kita
pak??”sambung Tisya dengan keadaan berlinang air mata. Ruang kelas telah
dipenuhi dengan air mata. “Sebenarnya saya juga berat mbak, mas, kalau harus
meninggalkan kalian semua... jujur yang membuat saya berat pergi dari sini itu
kalian mbak, mas..”jawab pak Nata kembali.
Kata-kata pak Nata membuat hati mereka menjadi sedih.
Mengisyaratkan bahwa berita itu benar adanya.pak Nata kembali berkata”Mungkin
hari ini hari terakhir saya mengajar kalian disini. Saya minta maaf atas semua
perilaku saya yang telah lalu, mungkin kata-kata saya yang menyakiti hati
kalian.”
“Iya pak sama-sama kami juga banyak salah sama bapak, kami minta
maaf pak...”sahut Fela. “baiklah kalau begitu.. tolong kalian jangan nangis
gini?? Sudah..sudah mbak..”suara pak Nata menenangkan hati. “Pak kami punya satu
permintaan.. besok malam Minggu adakan perpisahan.. kan malam Minggu besok ada
acara PERSAMI.. kami mohon bapak datang yaa...??? buat terakhir pak??”rengek
Tera. “Baiklah.. saya akan datang..”jawab pak Nata.
Malam Minggu itu acara berlangsung lancar. Pak Nata datang dan
mereka merasa lega telah mengucapkan salam perpisahan dengan guru sekaligus
sahabat tercinta mereka. Walaupun mereka masih sering merasa rindu dan selalu
teringat masa-masa bahagia bersama seorang sahabat.
Mereka berjanji akan selalu mengingat masa-masa termanis mereka
dalam buku kenangan dihati mereka masing-masing dan selembar foto kebersamaan
mereka.
Choirunisa’s Collection
Tidak ada komentar:
Posting Komentar